Allâh Subhanahu WaTa’ala berfirman :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup) sampai tua. Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya) (QS Al-Mukmin 40:67)
Sesungguhnya tidak semua insan sampai masa tua dengan umur yang panjang sebab umur setiap orang berbeda-beda, sesuai taqdir yang Allah tentukan.
Namun tidak juga semua insan dapat menjalani masa-masa yang baik dalam usia yang panjang, ada dalam usia panjang terkena penyakit, uzur ataupun pikun. Atau dalam usia yang panjang masih terus merasa muda sehingga lupa taqdir kematian yang pasti datang.
Usia senja sangat berbeda dengan masa-masa muda dan remaja, usia senja identik dengan penurunan kekuatan dan fungsi-fungsi organ tubuh yang menjadi indikator kuat tentang dekatnya panggilan Ilahi.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
Artinya : Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya. Maka apakah mereka tidak memikirkannya?. (QS Yaasiin 36:68)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menjelaskan, “Allâh Azza wa Jalla mengabarkan bahwa seorang hamba ketika usianya semakin panjang, maka ia dikembalikan ke keadaan lemah setelah kekuataan dan keadaan tidak berdaya setelah kondisi prima”.
Tidakkah mereka memikirkan bahwa anak Adam itu lemah dalam segala aspek, maka hendaknya mereka memanfaatkan ucapan dan daya pikir mereka untuk taat kepada Rabb mereka”.
Sudah semestinya siapa saja yang telah memasuki masa senja, hendaknya banyak bersyukur, lebih besar komitmen dalam menjalankan tuntunan Al-Qur’an dan As-sunnah.
Komitmen dalam menjalankan tuntunan Al-Qur’an dan As-sunnah menjadi tuntutan atas setiap Muslim pada semua fase kehidupan, namun pada fase tua harus telah terbentuk pada diri seseorang kemampuan yang kuat dalam mengendalikan diri terhadap godaan hawa nafsunya.
Karena itu, aktifitas dan kesibukan seorang Muslim dalam masa ini hendaknya tidak lagi mengejar dunia namun lebih bersifat ukhrawi.
Hadits Rasullah SAW :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “أَعْمَارُ أُمَّتـِيْ مَا بَيــْنَ سِتِّيْنَ وَسَبْعِيْنَ. وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ
Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Usia umatku (umat Islam) antara 60 hingga 70 tahun. Dan sedikit dari mereka yang melewatinya”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah)
Sesungguhnya usia yang panjang termasuk nikmat muqayyad namun bukanlah otomatis orang yang memilikinya lebih baik dari pada yang tidak memperolehnya.
Panjang umur sesungguhnya menjadi nikmat apabila pemiliknya memanfaatkannya dalam urusan-urusan kebaikan, amal shaleh dan ketaatan kepada Rabbnya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمُلُهُ
Artinya : Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan amalannya baik. (HR. At-Tirmidzi)
Ulama fikih brilian Al-Qaffal Al-Marwazi. Lelaki yang berprofesi sebagai tukang duplikat kunci ini sampai usia empat puluh tahun hidup dalam kegelapan. Ia hanya sekadar menjalani dan memenuhi kebutuhan hidup, sampai kepadanya datang petunjuk Allah SWT.
Ia menjadi pribadi yang haus ilmu. Ketekunannya itulah yang mengantarkannya menjadi pribadi yang cemerlang dan disegani di bidang ilmu fikih
Al-Qaffal adalah contoh terbaik bagaimana Allah SWT memberikan skenario pencerahan kepada hambanya yang sudah tua. Separuh hidupnya ada di dalam kegelapan dan kejahilan, sementara separuh yang lain berhasil dijalaninya dalam gemerlap cahaya yang cemerlang. Beliau meninggal di usia delapan puluh tahun.
Semoga Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga kita mampu memanfaatkan usia senja kita dalam gemerlap cahaya Ilahi. (h/TI)